Bahaya Kebakaran
Pepatah lama yang berbunyi ' Kecil menjadi kawan,
besar menjadi lawan ' adalah suatu pepatah yang bermaksud mengingatkan kita
terhadap bahaya yang disebabkan oleh api. Namun perlu diingat, bahwa
tidak setiap api kecil dapat menjadi kawan, dan tidak setiap api besar
menjadi lawan. Walaupun api kecil tapi nyalanya tidak terkendali,
maka bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Sebaliknya walaupun api besar
namun nyalanya terkendali, maka tetap menjadi kawan, misalnya api besar
yang digunakan untuk pemanasan di pabrik-pabrik pengolahan logam, pabrik batu bata dan pabrik bahan-bahan
keramik.
Oleh karenanya ancaman bahaya yang ditimbulkan
oleh api tergantung dari terkendali atau tidak terkendalinya api yang
menyala. Sehingga istilah ' Bahaya Kebakaran ' bisa didefinisikan sebagai
suatu bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali. Adanya nyala api yang tidak terkendali, walaupun
kelihatannya kecil dan sepele misalnya api yang berasal dari puntung rokok,
tetap saja berbahaya karena dapat mengancam keselamatan jiwa maupun harta
benda.
Pencegahan Bahaya Kebakaran
Berdasarkan definisi tentang bahaya kebakaran di
atas, maka Pencegahan Bahaya Kebakaran berarti segala usaha yang
dilakukan agar tidak terjadi ' penyalaan api tidak terkendali '.
Kalimat tersebut mengandung dua pengertian : pertama, penyalaan api
belum ada dan diusahakan agar tidak terjadi penyalaan api. Hal ini
dilakukan pada tempat-tempat tertentu, misalnya
di tempat-tempat penjualan bahan bakar, di gudang-gudang tempat
penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar, dan sebagainya. Kedua,
penyalaan api sudah ada karena digunakan untuk tujuan tertentu, dan
diusahakan jangan sampai penyalaan api tersebut berkembang menjadi tak
terkendali. Tindakan pencegahan yang
dilakukan misalnya dengan menjauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari
tempat tersebut, menyiapkan alat-alat
pemadam api, dan sebagainya.
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Penanggulangan bahaya kebakaran mengandung arti
lebih luas. Dalam hal ini peristiwa
kebakaran sudah terjadi, sehingga menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan
jiwa maupun harta benda. Maka selain
tindakan pengendalian atau pemadaman api, diperlukan tindakan-tindakan lain
untuk mencegah kerugian dan korban yang lebih besar. Misalnya tindakan penyelamatan harta-benda
dan dokumen-dokumen penting, pertolongan pertama kepada korban yang menderita
luka bakar, pengamanan lokasi kebakaran
untuk mencegah terjadinya pencurian atau penjarahan, dan sebagainya.
Tindakan Awal
Pada setiap kejadian kebakaran, maka tindakan
awal dari orang-orang yang mengetahui peristiwa tersebut, adalah sangat penting dan menentukan, karena
pada saat itu api masih kecil dan relatif mudah dikendalikan, kecuali jika kejadiannya disebabkan karena
ledakan yang langsung menimbulkan api
besar.
Tindakan awal haruslah cepat dan tepat. Keterlambatan bertindak maupun kekeliruan
pada tindakan awal dapat mengakibatkan hal-hal yang fatal. Hal ini sering terjadi, karena pada umumnya menghadapi bahaya api
orang mudah menjadi panik, sehingga
kadang-kadang tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan.
Untuk dapat bertindak secara cepat dan tepat,
diperlukan pengetahuan tentang cara-cara pemadaman api yang benar. Api akan padam bila disiram dengan air, namun tidak semua kebakaran lalu disemprot
dengan air. Misalnya api tidak
terkendali yang bersumber dari minyak yang terbakar, itu bila disemprot dengan air, maka apinya
akan ‘ meloncat ‘ ke mana-mana dan bisa menimbulkan kebakaran pada area yang
lebih luas. Contoh lain, api tidak
terkendali berasal dari mesin yang terbakar,
itu bila disemprot dengan air maka apinya bisa padam, namun mesin dan
peralatan lainnya akan lebih fatal lagi kerusakannya.
Pertama kali yang perlu diketahui adalah
pengetahuan tentang api dan sifat-sifatnya.
Dengan mengenal api secara baik,
maka akan tahu cara-cara pengendaliannya, sehingga dapat mengatasi rasa panik dan dapat
melakukan pemadaman api secara tepat.
Api dan unsur-unsurnya
Penyalaan api yang sederhana dapat dilihat pada
korek api gas / bensin. Bila korek api
tersebut tidak ada gas atau bensinnya,
maka korek api tersebut tidak bisa dinyalakan. Dari sini bisa diketahui unsur pertama untuk
membuat api adalah gas / bensin atau Bahan Bakar. Korek api tersebut walaupun
sudah ada gas / bensinnya tapi tidak ada loncatan bunga api yang berasal dari
gesekan roda dan batu api, maka korek
juga tidak bisa dinyalakan. Loncatan
bunga api tersebut adalah energi panas.
Dengan demikian unsur ke dua yang
diperlukan untuk membuat api adalah energi panas.
Dari dua unsur :
bahan bakar dan energi panas itu
saja belum dapat menimbulkan nyala api.
Diperlukan unsur ke tiga yaitu oksigen yang terkandung di udara bebas. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara menaruh
lilin menyala di suatu tempat, kemudian
lilin menyala itu ditutup dengan gelas.
Maka dalam waktu tidak lama lilin tersebut akan padam. Adapun sebabnya adalah karena lilin menyala
yang berada di dalam gelas tersebut kekurangan oksigen.
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa
nyala api terjadi dari tiga unsur pembentuknya, yaitu Bahan Bakar,
Energi Panas, dan Oksigen. Oleh sebab itu untuk menjawab pertanyaan
apakah api itu sebenarnya ? Jawabannya
ialah bahwa api adalah suatu reaksi berantai yang berjalan secara cepat, seimbang,
dan kontinyu antara tiga unsur :
Bahan Bakar, Energi Panas, dan Oksigen.
Bila salah satu unsur tidak ada atau kadarnya berkurang, maka tidak bisa terjadi nyala api. Sebagai contoh, bahwa api bisa menyala apabila kadar Oksigen
di udara bebas lebih besar dari 12 %.
Bila kadar Oksigen di suatu tempat / ruangan kurang dari 12 %, maka tidak bisa terjadi nyala api.
Hubungan antara nyala api dengan kadar Oksigen di
udara bebas tersebut biasa digunakan oleh para pekerja tambang tradisional atau
para penjelajah goa-goa. Mereka biasa
membawa obor atau lampu minyak. Bila
suatu saat nyala apinya padam, maka mereka
harus cepat-cepat menjauh dari tempat tersebut,
karena diduga kuat di tempat tersebut kadar oksigennya berkurang, dan hal tersebut juga berbahaya bagi manusia
karena dapat mengakibatkan lemas,
pingsan, dan meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar